Monday, September 14, 2015

Mang Abas, Musisi Tarling Terkenal yang Beralih Profesi Menjadi Tukang Jual Alat Elektronik Keliling.

sumber gambar: http://rudyarra.blogspot.co.id/


Namanya Mang Abas. Saya mengenalnya ketika pada suatu siang dia datang ke kantor membawa sekardus alat-alat elektronik berupa powerbank, macam-macam charger, musik box dan sebagainya lalu menawarkannya kepada semua staf yang ada di kantor Saya.

"Powerbank, Pak!" tawarnya sambil mengangkat salah satu produk powerbank Samsung dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya memegang barang lain semacam lampu portabel. "Murah, Pak, kita pakai harga grosir. Sekalian promosi juga, lagi cari pelanggan!". Lanjutnya dengan lancar karena mungkin sudah terbiasa mempromosikan barang dagangan.

Saat itu saya sedang asik menikmati gado-gado kiriman istri di salah satu meja yang biasa digunakan untuk menaruh buku tamu di depan pintu. Kedatangannya sempat menarik perhatian Saya dan mengalihkan pandangan mata Saya dari sisiran lontong penuh bumbu kacang dengan sayuran kangkung dan kecambah itu menuju powerbank yang dipegangnya. Tapi kemudian Saya kembali melanjutkan menyantap gado-gado yang sebentar lagi hampir habis tersebut karena di tas kerja Saya sudah ada dua powerbank yang biasa dibawa-bawa kemanapun setiap Saya bepergian agak lama atau dengan jarak tertentu.

Saya selalu tertarik dengan penjual atau pun sales yang datang langsung menawarkan produknya, karena selain tidak usah repot-repot pergi ke toko-toko untuk membeli, harga barang yang ditawarkan juga biasanya agak sedikit lebih murah. Makanya setelah tuntas menghabiskan kiriman sang istri tercinta tanpa sisa sedikitpun, Saya iseng-iseng tanya-tanya harga barang yang ditawarkannya. Tentunya selain powerbank yang Saya ceritakan tadi.

"Yang ini berapaan, Mang?" Tanya Saya sambil memegang musik box dengan model minuman kaleng Coca-Cola. "Lima puluh ribu, Mas." Jawabnya. "Kalau yang ini lebih mahal, karena suaranya lebih bagus dan model paling anyar". lanjutnya sambil menunjuk musik box model bola kristal seperti lampu diskotik. Kemudian beliau mengambil barang tersebut dan menggeser tombol kecil berwarna hitam ke posisi ON hingga lampu indikator warna biru kecil di sebelahnya menyala. kemudian beliau memasukkan kepingan microSD ke dalam lubang yang memang tersedia pada musik box tersebut.

Selang beberapa saat, alunan musik pun keluar dari sound musik box yang dia pegang, kemudian kerlap-kerlip lampu warna-warni pun bergantian menyala. Pergantian warnanya  seolah mengikuti irama lagu tarling organ tunggal yang mengalun. Benar saja yang dikatakan orang itu (sebelum Saya tahu nama), suaranya terdengar sudah stereo dan dentuman basnya terasa nendang banget.

"Wah, suaranya mantap ya, Mang. Berapa harganya?". Tanya Saya penasaran. "Seratus ribu saja". Jawabnya. "Kalau di toko, ini bisa sampai Seratus lima puluh ribu, Mas." Katanya meneruskan.

"Mahal juga ya, Mang. Harga pas atau masih bisa nawar nih?" tukas Saya. "Harga pas, Mas. Semuanya pakai harga pas, soalnya itu kan sudah murah." Jawabnya.

"Saya kira masih bisa nawar. Tapi bingung juga sih Mang, mau beli musik box juga takut nantinya jarang dipakai. Jaman sekarang musik sudah di hape semua, kalau mau lebih enak didengar tinggal colok sound atau headset, suaranya bisa lebih bagus dari musik box." Jawab Saya sambil sedikit tersenyum. Kalimat itu sengaja Saya lontarkan untuk mengakhiri proses percakapan transaksi, karena memang dari awal Saya cuma iseng saja tanya-tanya harga.

"Iya, Mas. Betul. Cuma bedanya kalau mendengarkan di hape, musiknya berhenti ketika ada orang yang nelfon. kalau di musik box kan tidak ada iklannya (tidak ada jeda atau gangguan selama mendengarkan lagu red). musiknya jalan terus. Hehehe." Dia menyahut dengan sedikit candaan.

"Hahaha.. Si Mamang bisa aja." Saya tidak tahan tertawa mendengar kalimat guyonan tadi.  Kemudian bertanya: "Ngomong-ngomong, Mamang pulang kemana? Perasaan mukanya tidak asing, tapi Saya belum pernah lihat jualan ke sini."


BERSAMBUNG

No comments:

Post a Comment