Tuesday, September 15, 2015

Mang Abas, Musisi Tarling Terkenal yang Beralih Profesi Menjadi Tukang Jual Alat Elektronik Keliling (Bagian 2)

Sumber gambar: https://www.youtube.com/watch?v=bPd6C_sxAM0

"Mang Abas asli Cirebon, Mas. Lahir di Desa Gegesik. Sekarang menikah sama orang Kebonturi, tepatnya di belokan setelah jembatan daerah sepanjang sungai. Mang Abas memang jarang berjualan. Jualan kalau lagi nganggur saja." Jawabnya, sekaligus membuat saya jadi tahu kalau nama panggilannya adalah 'Mang Abas'.

"Berarti jualan cuma sambilan aja, Mang? Memangnya profesi Mang Abas apa?" Tanyaku sedikit heran.

"Iya, Mas. Karena sekarang Bulan Kapit (nama salah satu bulan Jawa red), tidak ada acara hajatan, jadi Mang Abas nganggur. Biasanya kalo banyak yang hajatan, Mang Abas keliling kota. Jualannya disimpan di rumah." lanjutnya menceritakan.

Saya semakin penasaran dengan Mang Abas, apa sebenarnya pekerjaan utama selain berjualan keliling. Saya pun mengulangi pertanyaan tadi: "Jadi profesi Mang Abas sebenarnya apa?"

"Mang Abas Seniman Freelance, Mas. Biasanya diajak sama Player Organ Tunggal kalau ada acara hiburan hajatan buat ngisi suara suling."

"Oooohh.. Jadi Mang Abas Tukang Suling?". Saya bertanya lagi.

"Iya betul, Mas. Sekarang-sekarang ini Tukang Suling sudah jarang. Makanya susah dicari, dan kalau banyak hajatan, Saya sibuk melanglang buana kesana-kemari dari Organ satu ke Organ lain. Dari tempat satu ke tempat lain". Mang Abas menceritakan dengan nada bangga menjadi salah satu seniman senior yang masih ada di tanah Cirebon.

Saya masih penasaran dan terus menyimak secara serius apa yang disampaikan Mang Abas. Beliau pun meneruskan obrolannya.

"Sekarang jadi seniman enak freelance, bebas dan tidak terikat oleh satu grup musik saja. Soalnya kalau terikat satu grup, saingan grup musik kan banyak, malah nanti jarang dapat job. Beda sama dulu, kalau dulu Mang Abas cuma jadi anggota satu grup tarling saja, dan pada waktu itu masih belum ada alat musik yang namanya organ tunggal. Para musisi juga memang benar-benar mahir memainkan alat musiknya masing-masing. Makanya meski cuma jadi member satu grup, jam terbang Mang Abas tetap tinggi. Beda dengan sekarang.

Grup Tarling Mang Abas sempat jadi Grup Tarling paling laris dulunya. Mas juga pasti tahu. Namanya Grup Tarling Candra Lelana dari Arjawinangun, pimpinan Maman S. Albumnya sudah banyak dan booming di masyarakat pada saat itu. Ada album berupa Tarling lakon, ada juga yang lagu-lagu. Maman S. biasanya berduet sama istrinya. Mas pasti tahu juga. Namanya Iyeng. Dia artis tarling paling tenar di zamannya.

Dulu, waktu Mang Abas muda. Rekan-rekan musisi banyak yang jadi orang kaya, apalagi pimpinan tarlingnya. Boleh dibilang, profesi seniman tarling bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Bahkan lebih dari cukup. Karena selain jam terbangnya tinggi, biaya sewanya juga tergolong mahal."

Mang Abas terhenti sejenak, dia lalu mengambil rokok di saku celananya kemudian menyulut satu batang dan menghembuskan asapnya hingga mengepul memenuhi ruangan depan kantor. Beliau pun menawarkan rokok kepada Saya, namun saya tolak karena Saya tidak merokok. kemudian kembali melanjutkan cerita.

"Kalau sekarang, Mang Abas jadi tukang suling bukan karena bayarannya. Tetapi karena hobi dan panggilan batin saja selama masih ada kesempatan menunjukkan keterampilan kepada masyarakat. Mang abas cuma dapat uang dua ratus lima puluh ribu sekali manggung dari jam sepuluh siang sampai jam dua belas malam. Kalau ada tambahan dua jam di atas pukul dua belas malam, Mang Abas dapat tambahan uang seratus ribu lagi.

Sekarang yang paling gede itu bayarannya Player Organ, kisarannya dari empat ratus ribu sampai enam ratus ribuan. Katanya sih karena harga alatnya saja bisa buat beli motor satu. Berikutnya tukang kendang, mungkin karena tukang kendang personil yang paling banyak mengeluarkan energi.

Sekali lagi, intinya Mang Abas bukan fokus masalah besar bayaran. Tapi semata-mata murni ingin melestarikan budaya lokal, khususnya budaya tarling. Kalau masalah uang, penghasilan dagang jauh lebih besar dari ndalang. Kemarin saja, pas lagi beruntung, Mang Abas bisa dapat uang sampai sejuta dua ratus cuma sampai jam dua siang."

Saya jadi semakin tertarik mendengarkan kisah hidup Mang Abas ini. Tak terasa, sudah sejam lebih Saya berada diruangan itu. Kebetulan komputer yang biasa saya pakai untuk bekerja sedang dipakai Operator Sekolah yang numpang memperbaiki data. Jadi saya masih bisa tenang melanjutkan cerita selanjutnya dari Mang Abas. Beliau pun melanjutkan ceritanya.


BERSAMBUNG

No comments:

Post a Comment